Salah satu ketidakjujuran mahasiswa adalah ‘nitip tandatangan’.
Warna warni kehidupan mahasiswa di kampus begitu beragam. Tidak hanya setumpuk tugas-tugas kuliah, presentasi dan kegiatan organisasi saja yang padat tetapi perilaku mahasiswa pun sangat beragam. Ada yang rajin, ada pula yang malas-malasan atau sibuk dengan urusan organisasi. Perilaku jujur dan ketidakjujuran tak lepas dari mahasiswa sendiri. Sebagai mahasiswa setidaknya kejujuran diterapkan baik dalam perkataan dan perbuatan, mahasiswa bukankah berintelektual. Ketidakjujuran seperti nyontek, ngebet, sms dan seribu cara tidak jujur lainnya kerap terjadi. Salah satu ketidakjujuran mahasiswa adalah ‘nitip tandatangan’.
Ketika mahasiswa tidak masuk kelas, mahasiswa yang bersangkutan berencana tidak hadir di kelas itu mengatakan ‘gw nitip tandatangan yaaa pas kelasnya dosen A’kepada teman cs-annya. Tidak sekali dua kali, hal ini sering terjadi. Absensi yang ditandatangani mahasiswa sering disalahgunakan. Tandatangan fiktif pun mewarnai absensi padahal dalam satu pertemuan adakalanya jumlah kehadiran mahasiswa tidak sebanding dengan tandatangan yang hadir. Mahasiswa yang hadir terlihat tidak banyak tapi tandatangan di absensi penuh dan mahasiswa hadir semua. Mahasiswa yang tidak hadir seakan-akan hadir karena adanya tandatangan palsu.
Beberapa alasan mahasiswa ‘nitip tandatangan’ :
1. Malas masuk kelas
2. Ada tugas yang belum selesai jadi mengerjakan tugas tersebut dan tidak ikut kuliah
3. Tugas belum selesai, takut ditagih dosen
4. Telat masuk kelas, malas dan tanggung tidak hadir saja
5. Dosennya tidak enak, membosankan, di kelas kantuk
Sederet alasan lain tentu ada. Alangkah baiknya jika tidak hadir baik sakit atau izin katakan dengan sejujurnya, kalau sakit yaa ditulis sakit, kalau izin yaa ditulis izin. Presentasi kehadiran mahasiswa dirasa sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dosen tidak hanya menilai dari tugas-tugas atau ujian saja. Rajin atau tidaknya mahasiswa terlihat juga dari absensi.Dosen yang cermat dan teliti
Mungkin tidak semua dosen cermat dan teliti menilai mahasiswa dari absensi meskipun setiap dosen dalam mengajar memberikan bobot penilaian sendiri mengenai seberapa persen presentase kehadiran mahasiswa misalnya dalam jumlah pertemuan hingga ujian akhir semester kehadiran harus mencapai 20%, tidak masuk dalam 3x hingga beberapa kali tatap muka akan dikenai sanksi. Hal ini sesuai kebijakan masing-masing dosen. Kenyataan terkadang tak sesuai dengan apa yang direncanakan. Masalah ‘nitip tandatangan’ tidak bisa lepas dari warna warni perilaku mahasiswa.
Dari sekian banyak dosen yang ada, pasti ada dosen yang cermat, teliti dan sensitif melihat fenomena ini. Dosen tersebut mengatakan ‘aneh, mahasiswa yang hadir sedikit tapi absen kok full semua yaa?? Tiap kali saya panggil nama mahasiswa untuk menjawab dan memberikan tanggapan mengenai materi bahasan, mahasiswa yang dipanggil tidak ada tapi kenapa di absen tandatangan hadir semua yaa??’ Begitulah tanggapan dosen yang sadar bahwa tandatangan mahasiswa yang hadir fiktif alias tandatangan ada tapi mahasiswanya tidak hadir.Sebagai tindak lanjut atas tandatangan yang fiktif itu, sang dosen sendiri langsung mengabsen dan nyatanya mahasiswa yang dipanggil tidak hadir. Ada juga dosen yang kembali mengecek kehadiran mahasiswa sebelum kelas berakhir jadi tandantangan palsu dapat dihindari.
Budaya ‘nitip tandatangan’ ini ternyata sudah menjadi kebiasaan di kalangan mahasiswa, hal yang sudah biasa terjadi dan tidak aneh lagi. Tapi hal ini tidak patut untuk dicontoh. Mungkin bagi sebagian dosen, mahasiswa atau siapapun yang membaca tulisan ini, masalah ‘nitip tandantangan’ tidak penting dan itu hal yang kecil, tidak perlu dipermasalahkan. Sekecil-kecilnya ketidakjujuran lama-lama menjadikan seorang individu tidak jujur.
Jika penilaian dosen diambil dari tugas-tugas dan ujian tapi mahasiswa itu jarang hadir di kelas tentu ini merugikan bagi mahasiswa yang datang rajin di kelas. Apakah ini adil??? Tidak adil bukan. Dosen sebaiknya teliti dan cermat akan kehadiran mahasiswa di kelas.Nb: ada juga mahasiswa yang tidak hadir di kelas tapi setelah kelas berakhir, dan sang dosen sudah keluar kelas maka mahasiswa tersebut akan masuk ke kelas dan langsung absen tandatangan bahwa ia hadir.
sumber : http://edukasi.kompasiana.com
0 ulasan:
Catat Ulasan